DISUSUN OLEH
Nama : Mauren Intan Pratiwi
NPM : 14816318
Kelas : 1MA07
Fakultas
Ilmu Komunikasi
Universitas
Gunadarma
2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut
nama Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan puji dan syukur atas segala nikmat yang
telah diberikan kepada penulis, baik kesempatan maupun kesehatan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah PKN ini dengan baik. Salawat dan salam selalu
tercurah kepada junjungan kita Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari
alam jahiliyah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Penyusunan tugas
ini dilakukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendikan Kewarganegaraan. Makalah
ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk
itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa membantu penulis selama
proses pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak yang luput dari
perhatian penulis. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik
penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk memperbaiki
makalah ini kedepannya.
Akhirnya, besar
harapan penulis agar kehadiran makalah PKN ini dapat memberikan manfaat yang
berarti untuk para pembaca.
Jakarta, 20
April 2017
Penulis
BAB1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemuda merupakan
aset bangsa yang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan bangsa di masa
yang akan datang. Pemuda memiliki semangat yang tinggi dan penyesuaian yang
baik dalam berbagai aspek dimasyarakat. 10 pemuda bisa menggoncang dunia,
begitu kata bung karno untuk menggambarkan betapa pemuda memiliki pengaruh yang
besar dalam perkembangan sebuah bangsa. Semangat yang tinggi dan pemikiran yang
penuh ide-ide memberikan peran kepada pemuda dalam setiap sektor kehidupan.
Indonesia
merupakan negara maritimyang besar dimana kita memiliki kekuatan dalam potensi
kelautan. Topografi yang memiliki banyak pulau dan pantai menjadikan Indonesia
sebagai kawasan yang strategis di wilayah khatulistiwa. Indonesia memiliki
kekayaan laut yang melimpah. Hasil laut dan sumber daya alam lainya berkembang
dengan baik. Tidak menutup pula untuk sektor pariwisata bahari. Pariwisata
menjadi salah satu sumber penghasilan negara yang menjanjikan. Kekayaan yang
ada tentunya akan menjadi lebih besar apabila dikembangkan lebih baik lagi.
Diperlukan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Baik itu pemerintah,
infrastruktur dan masyarakat sendiri. Dan disinilah tentunya pemuda sebagai
bagian dari masyarakat memiliki andil yang besar mengikuti perkembangan potensi
laut Indonesia.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Seberapa
penting peran pemuda dalam melestarikan maritim Indonesia?
2. Apa
negara maritim itu?
3. Dimana
peran pemuda dalam melestarikan maritim indonesia
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
apa negara maritim itu
2. Mengetahui
seberapa penting peran pemuda dalam melestarikan maritim di Indonesia
3. Mengetahui
dimana peran pemuda dalam melestarikan maritim di Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
MARITIM INDONESIA
Deklarasi yang
dilakukan oleh Ir. Djoeanda Kartawidjaja pada tanggal 13 Desember 1957
merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang mengukuhkan kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam deklarasi tersebut Ir. Djoeanda yang
saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia menyatakan bahwa semua perairan di sekitar, diantara dan
menghubungkan pulau-pulau yang masuk daratan NKRI adalah bagian-bagian yang
tidak terpisahkan dari wilayah yurisdiksi Republik Indonesia. Peristiwa ini
dikenal dengan “Deklarasi Djoeanda”, pada tahun 1999 tepatnya tanggal 13
Desember dicanangkan sebagai “Hari Nusantara”, dan di era Presiden Megawati
Soekarnoputri melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 126 Tahun 2001 baru
ditetapkan bahwa tanggal 13 Desember dinyatakan sebagai ”Hari Nusantara”.
Peringatan hari
nusantara memiliki makna yang sangat begitu penting bagi bangsa Indonesia. Hari
nusantara mengingatkan kembali bangsa Indonesia pada aksi heroik Ir. H.
Djoeanda dengan deklarasi yang dilakukannya, dimana deklarasi tersebut
menghasilkan sebuah konsep dasar yang disebut archipelago states. Ir. H.
Djoeanda mengumumkan Deklarasi Djoeanda pada 13 Desember 1957 kepada dunia,
deklarasi ini menegaskan bahwa Republik Indonesia mempunyai kedaulatan penuh
terhadap perairan antar pulau. Kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil,
perjuangan Djuanda dalam deklarasi tersebut membuahkan hasil, karena konsep
dasar dari deklarasi tersebut akhirnya masuk ke dalam United Nations Convention
on the Law Of the Sea (UNCLOS) 1982 yang mengakui konsep Negara Kepulauan. Oleh
karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia patut memperingati tanggal 13
Desember sebagai Hari Nusantara sebagai penghormatan atas apa yang sudah
dilakukan oleh Ir. Djuanda untuk negara Indonesia pada masa lalu.
Memaknai hari
nusantara baiknya tidak hanya diperingati dalam bentuk acara-acara ceremonial
saja, lebih dari itu, alangkah baiknya apabila kita dapat mengilhami nilai
semangat yang terkandung didalamnya, yaitu semangat kebersamaan (gotong royong)
dalam membangun kemaritiman Indonesia. Senada dengan visi dan misi Presiden Ir.
Joko Widodo pada nawacita poin pertama yang berbunyi “menghadirkan kembali
negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh
warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang
terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi
kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim”. Momentum
peringatan hari nusantara dan nawa cita ini seharusnya menjadi titik temu
antara pemerintah dan masyarakat dalam semangat baru untuk membangun maritim
Indonesia.
Pakar Hukum Laut
Hasjim Djalal mengemukakan bahwa “negara maritim adalah negara yang mampu
memanfaatkan laut, walaupun negara tersebut mungkin tidak punya banyak laut,
tetapi mempunyai kemampuan teknologi, ilmu pengetahuan, peralatan, dan
lain-lain untuk mengelola dan memanfaatkan laut tersebut, baik ruangnya maupun
kekayaan alamnya dan letaknya yang strategis”.[1] Selain itu, konsep poros
maritim yang disampaikan oleh Presiden Indonesia dalam KTT ke-9 Asia Timur yang
diselenggarakan di Nay Pyi Taw, Myanmar, 13 November 2014, memiliki 5 pilar
utama, yaitu (i) membangun budaya maritim; (ii) penjagaan dan pengelolaan
sumber daya laut; (iii) membangun infrastruktur dan konektifitas maritim; (iv)
kerja sama maritim melalui diplomasi dan (v) pembangunan kekuatan pertahanan
maritim[2]. Dari definisi dan konsep tentang negara maritim diatas, kita bisa
mendapatkan sebuah gambaran besar tentang apa itu definisi negara maritim dan
syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi agar sebuah negara maritim dapat
diwujudkan, jika Indonesia ingin menjadi negara maritim maka Indonesia harus
mampu memanfaatkan kekayaan maritim Indonesia dengan maksimal, ini adalah poin
penting jika Indonesia ingin menjadi negara maritim Indonesia, pemanfaatan
kekayaan maritim bisa terjadi pada sektor perikanan, sektor kelautan misalnya
pariwisata bahari, energi terbarukan, transportasi laut, minyak bumi, gas lepas
pantai, budidaya rumput laut, garam industri, dll.
Disamping itu,
ada dua hal yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan maritim Indonesia.
Pertama, Indonesia harus mampu memfasilitasi kegiatan maritim, fasilitas yang
dimaksud disini bukan hanya pada tataran infrastruktur saja, melainkan pada
bagaimana pengelolaan dan pengembangan sumber daya kelautan (manajemen
pengelolaan hasil laut, produksi, marketing, teknologi industri, dll), sehingga
dengan pengelolaan yang tepat dan manajemen pengembangan sumber daya kelautan
yang baik, hasil laut yang diperoleh dalam kegiatan maritim dapat memberikan
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia, karena
tujuan utama dari kegiatan maritim ini adalah kesejahteraan ekonomi. Dalam
tataran ini, kreatifitas dan inovasi masyarakat sangat diperlukan, karena hasil
produksi yang laku dipasaran adalah hasil produksi yang mempunyai kualitas
baik, kemasannya menarik dan terdapat nilai tambah (berbeda dari yang lain),
sehingga produksi hasil laut kita dapat bersaing dengan hasil produksi hasil
laut negara lain.
Terlebih lagi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah di depan mata, momentum ini akan menjadi
peluang sekaligus tantangan bagi bangsa Indonesia dan negara-negara ASEAN
lainnya dalam hal pengembangan ekonomi, selain itu MEA akan menjadi ajang
kompetisi (adu skill) antar warga negara ASEAN untuk saling adu kreatifitas dan
adu inovasi, bahkan adu teknologi, yang paling kreatif dan inovatif dialah yang
akan menjadi pemenang. Kedua momentum ini yaitu MEA dan semangat pembangunan
poros maritim Indonesia bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi
masyarakat Indonesia untuk menjadikan negara Indonesia yang berdikari di bidang
ekonomi.
Kedua, Indonesia
harus mampu menjaga kedaulatan negara. Konstelasi politik dunia mengalami
perubahan, seperti yang kita ketahui pertumbuhan ekonomi negara China yang
mencapai 9% telah membuat negara tersebut memiliki pengaruh besar dalam dunia
perpolitikan dan ekonomi global, negara-negara yang sebelumnya merapatkan barisan
kepada negara Amerika kini mulai berpindah haluan kepada China, Amerika yang
dahulu dielu-elukan sebagai negara adikuasa sekarang menjadi negara yang
kelabakan karena secara ekonomi telah dikalahkan oleh kebangkitan negeri tirai
bambu itu, perseteruan tersebut tentunya memiliki dampak dan pengaruh terhadap
kedaulatan negara Indonesia, terutama kedaulatan maritimnya. Sebut saja konflik
Laut China Selatan, kemudian China dengan mega proyek jalur suteranya dan
rebalancing power Amerika di asia-pasifik. Selain itu, sebuah penelitian
British Petroleum (BP) tahun 2011, menyimpulkan minyak dunia akan habis pada
2056. Perubahan geopolitik akan terjadi menjelang krisis minyak, di mana
konflik dunia yang sekarang berputar-putar di Timur Tengah (negara-negara kaya minyak)
akan bergeser ke kawasan equator yang kaya sumber pangan, di mana Indonesia
berada di dalam zona khatulistiwa[3], hal-hal semacam ini harus menjadi early
warning bagi Indonesia untuk waspada dalam menjaga dan mempertahankan
kedaulatan maritim Indonesia, karena geografis kita yang sangat diuntungkan
yaitu berada pada posisi silang dunia yang memungkinkan wilayah maritim
Indonesia mendapat berbagai ancaman dari negara lain. Sebagai respon dari
berbagai ancaman tersebut, semua elemen bangsa harus bersatu, khususnya aparat
pemerintah yang tidak boleh lengah, peran aparat pemerintah harus menjadi
benteng pertahanan pertama sekaligus menjaga wilayah maritim Indonesia, dengan
begitu maritim Indonesia bisa berdaulat dan disegani di dunia.
2.2 Peran Pemuda Dalam Pembangunan Maritim Indonesia
DIMANKAH PERAN
PEMUDA?
Dalam
pembangunan negara maritim yang berdaulat berdikari dan berbudaya, diperlukan
peran dan kerjasama seluruh stakeholder. Kementerian terkait, Pemerintah
Daerah, Pemerintah Pusat, TNI, dunia usaha dan yang paling utama adalah peran
masyarakat. Lalu dimanakah peran pemuda dalam pembangunan negara maritim ini?
Setidaknya penulis memberikan empat catatan terhadap peran dan upaya apa yang
harus dilakukan oleh pemuda Indonesia.
Membangun Budaya
Maritim dan ekonomi kreatif dalam bidang kemaritiman. Pemuda dengan fungsinya
sebagai agent of change, social control dan iron stock dapat menjadi pelopor
dan hadir ditengah masyarakat untuk menginisiasi gerakan sosial atau social
community dalam bidang kemaritiman, dimana tugas pokoknya adalah menciptakan
aware terhadap dunia kemaritiman Indonesia melalui himbauan kepada masyarakat
agar senantiasa menjaga dan melestarikan ekosistem maritim Indonesia, salah
satu cara untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah dengan cara memanfaatkan
media sosial, dari sana para pemuda bisa melakukan penggalangan awal, memulai
untuk berkampanye, mengisi ruang-ruang media sosial dengan informasi-informasi
tentang kemaritiman, selain itu para pemuda pun tidak lupa mengajak masyarakat
untuk melek terhadap potensi sumber daya kelautan, sehingga masyarakat tertarik
untuk membuka usaha dan mengolah kekayaan maritim secara kreatif dan inovatif.
Untuk membangun sebuah budaya memang diperlukan waktu dan perjuangan yang
begitu panjang, namun, setidaknya dengan langkah ini bisa menjadi peletakan
batu awal untuk membangun budaya maritim di Indonesia yang berdaulat, berdikari
dan berbudaya.
Konsolidasi
komunitas dan organisasi kepemudaan dalam menyamakan persepsi/pandangan tentang
tujuan pembangunan negara maritim Indonesia. Kegiatan ini bisa dilakukan
melalui dialog, diskusi, dinner talk, afternoon tea, ataupun bentuk forum
lainnya yang bertujuan untuk mensosialisasikan pembangunan negara maritim
Indonesia. Selain itu, konsolidasi pemuda di seluruh Indonesia perlu dilakukan,
khususnya pemuda yang tinggal di daerah perbatasan, Karena daerah perbatasan
merupakan daerah yang rawan dan berbatasan langsung dengan negara lain yang
sewaktu-waktu dapat mengancam kedaulatan NKRI.
Meningkatkan
hard skill dan soft skill, khususnya dalam ilmu, wawasan, dan teknologi di
bidang kemaritiman. Hard skill yang dimaksud adalah keterampilan dalam mengolah
sumber daya kelautan sedangkan soft skill yang dimaksud adalah penguasaan
bahasa asing, teknologi informasi dan komunikasi, dll. Dengan begitu, para
pemuda bisa menjadi pelopor dan teladan bagi masyarakat dalam proses
pembangunan negara maritim Indonesia.
Berpartisipasi
dan mendukung program pemerintah khususnya dalam bidang kemaritiman. Pemerintah
tentunya menjadi leading sector dalam upaya pembangunan negara maritim ini,
kementerian-kementerian terkait melalui program kerjanya menjadi sektor
penggerak dan realisasi dalam proses pembangunan negara maritim Indonesia,
sebagus apapun rencana atau program kerja yang di buat dalam mencapai tujuan,
jika tidak ada dukungan dari masyarakatnya maka mustahil tujuan tercapai. Oleh
karena itu pemuda hari ini harus berpartisipasi aktif dan mendukung setiap
program pemerintah, khususnya program yang terkait di bidang kemaritiman.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Negara maritim
adalah negara yang dapat mampu memanfaatkan kekayaan maritimnya, negara mampu
memfasilitasi kegiatan maritim, pengolahan dan pengembangan sumber daya
kelautan dan menjaga kedaulatan wilayah maritimnya. Dalam pembangunan maritim
dibutuhkan peran pemuda yang kreatif dan inovatif dalam rangka mengolah sumberdaya
kelautan yang melimpah.
Kombinasi antara
pemuda yang kreatif dan inovatif dalam mengolah sumber daya kelautan dengan
pemerintah sebagai leading pembangunan maritim akan memungkinkan terwujudnya
pembangunan maritim Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berbudaya.
3.2
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar